Lompat ke konten

Cegah Penularan Penyakit, Masyarakat Diajak Dukung Sub PIN Polio di Jepara

JEPARA, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Eko Cahyo Puspeno menyampaikan bahwa, yang melatarbelakangi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Jateng, Jatim, dan DIY adalah adanya temuan kasus polio di Klaten dan Madura.

Berdasarkan data Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan jumlah sasaran imunisasi polio sebanyak 159.241 kepada anak usia 0-7 tahun. Jumlah alokasi vaksin nOPV2 yang dibutuhkan dua putaran yaitu 7.516 vaksin.

Sedangkan di Kabupaten Jepara, ia mengatakan bahwa tidak ada kasus polio yang ditemukan.

“Hal ini merupakan kejadian luar biasa, karena sebetulnya Indonesia sudah dinyatakan bebas polio sejak tahun 2014. Untuk kasus polio di Jepara tidak ada,” kata Eko Cahyo Puspeno.

Pihaknya berharap semua komponen masyarakat mendukung program ini dalam rangka untuk melindungi anak-anak dari risiko penularan penyakit polio.

Eko pun berpesan masyarakat untuk tidak meremehkan penularan penyakit ini.

“Kalau istilahnya fecal oral, jadi virus masuk ke mulut melalui benda, makanan, atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja penderita polio,” jelasnya.

Selain itu, ia juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak perlu takut dengan vaksin ini, karena vaksin ini jelas halal, efektif, dan gratis.

Masyarakat bisa mengikuti Sub PIN polio di Puskesmas, Posyandu, Sekolah, Pos-pos imunisasi lainnya yang ditetapkan di setiap wilayah.

“Walaupun saat itu terjadi satu kasus tapi penularannya sangat cepat. Contohnya di Aceh pada saat itu ada 1 kasus tapi yang tertular kurang lebih 200 anak. Tingkat kematian penyakit ini cukup tinggi yaitu sebesar 5 persen,” ucapnya.

Ia menerangkan, polio merupakan penyakit yang menyerang syaraf, jika ada anak yang terkena polio akan menyebabkan lumpuh permanen.

“Biasanya yang diserang anak-anak usia 0-15 tahun yang paling sering terjadi. Penyakit polio kan berat tapi bisa dicegah dengan vaksin polio. Terkait efek sampingnya atau kejadian pascaimunisasi mungkin saja terjadi, tapi jarang sekali,” pesannya.

Pelaksanaan vaksinasi polio berlangsung dua putaran, untuk putaran pertama 15-21 Januari 2024, sedangkan putaran kedua 19-25 Februari 2024 dengan sasaran anak usia 0-7 tahun.

“Setiap satu putaran mendapatkan dua tetes vaksin nOPV, kemudian akan diulang kembali pada bulan Februari untuk mendapatkan kekebalan yang optimal,” jelasnya.

Sementara itu, imunisasi polio putaran pertama telah digelar serentak di Kabupaten Jepara mulai Senin, 15 Januari 2024 kemarin. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)