Lompat ke konten

Penanganan Bencana di Karimunjawa, Pemkab Jepara Buat Solusi Kolaboratif

JEPARA, Lingkarjateng.id – Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta, mengatakan telah menemukan metode yang tepat untuk penanganan bencana di wilayah Karimunjawa.

Edy menuturkan bahwa ke depannya pola penanganan bencana di Karimunjawa akan dilakukan secara kolaboratif. Ada dua instansi yang nantinya akan diperintahkan dalam proses penanganan bencana di sana.

“Penanganan Karimunjawa, saya akan perintahkan dua instansi, yakni dari pihak pariwisata dan BPBD,” ungkapnya saat talkshow bersama Lingkar TV dalam program Sapa Jateng pada Rabu, 25 Januari 2023.

Perintah itu akan dipetakan berdasarkan porsi dari dua instansi tersebut. Di ranah Dinas Pariwisata, Edy meminta adanya peringatan terkait kondisi cuaca secara lebih luas lagi. Salah satunya sosialisasi melalui biro travel.

“Melalui biro travel ini dapat memberikan arahan bagi wisatawan agar tidak ke Karimunjawa pada musim ekstrem terlebih dahulu. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujarnya. 

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Jepara juga bekerja sama dengan Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) untuk penanganan bencana di Karimunjawa. Nantinya, Pemkab Jepara akan melakukan MoU dengan memperbanyak jumlah pelayaran.

“Hal ini untuk antisipasi ke depannya agar beberapa kejadian dapat diminimalisir,” ucapnya.

Sementara terkait bantuan jalur laut, Edy menyatakan bahwa Kapal Perang Indonesia (KRI) Makassar-590 dapat dijadikan solusi lain dalam menghadapi tantangan ke depannya di Kepulauan Karimunjawa.

“Cara ini juga sebagai bagian solusi yang tepat. Bisa dimaksimalkan ke depannya. Sehingga bisa kami katakan secara metodenya dalam proses penanganan bencana di sana sudah ketemu,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Edy juga memberi saran kepada para wisatawan untuk memantau terlebih dahulu info cuaca di BMKG dan BPBD Jepara saat akan melakukan kunjungan ke Karimunjawa.

“Kami memang menyarankan tidak datang di musim penghujan. Apalagi, kemarin dari BMKG memprediksi cuaca buruk terjadi antara 22 Desember 2022 sampai 15 Januari 2023 dan itu masih perkiraan,” jelasnya.

Di sisi lain, ia meminta masyarakat tidak trauma untuk berkunjung ke lokasi wisata yang di Jepara itu. Pasalnya berdasarkan mitigasi bencana yang dilakukan, Pemkab Jepara memastikan dapat menjamin keselamatan pengunjung.

Senada, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Arwin Noor Isdiyanto, menyatakan bahwa secara mitigasi bencana di Karimunjawa sudah baik. Salah satunya dengan keberadaan desa siaga bencana yang didirikan di sana.

“Bahkan untuk ketersediaan logistik, secara hitungan, kami perkirakan warga di sana mampu bertahan dengan logistik yang ada selama satu bulan. Karena ombak tinggi itu paling lama hanya dua minggu. Selebihnya baratan biasa dan itu bagi nelayan kita sudah teratasi,” tegasnya. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Koran Lingkar