Kabupaten Jepara akan Catatkan Rerkor MURI Penulisan Aksara Jawa di Atas Daun Lontar

Author:

JEPARA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara akan kembali mencatat Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada Oktober 2024 mendatang. Sebanyak 1.700 murid Siswa Dasar (SD) dan Kartini Muda akan menulis nasihat Jawa dengan aksara Jawa di atas daun lontar.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang (Kabid) SD dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara Edy Utoyo. Ia menjelaskan bahwa Kabupaten Jepara terpilih menjadi tuan rumah Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada Oktober 2024 nanti.

“Kemudian arahan dari Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta untuk membuat event lain yang bisa tercatat dalam MURI. Saran tersebut kami terima dan kami pikirkan matang-matang. Apa yang belum pernah ada tapi bisa dilakukan di Jepara. Karena ini masih dalam event pendidikan, MURI tersebut harus berkaitan dengan pendidikan juga maka Menulis Nasihat Jawa dengan Aksara Jawa jadi pilihan,” ujarnya di Jepara, baru-baru ini.

Ia menjelaskan terpilihnya daun lontar karena dulu sebelum ada kertas, banyak dokumen yang ditulis di atas daun lontar.

“Nanti menulisnya pakai keropak. Kemudian ditambahkan minyak kemiri biar muncul warnanya. Daun lontar dan keropaknya serta minyak kemiri didapatkan dari perajin asal Salatiga,” ucapnya.

Nanti setiap peserta, kata dia, mendapatkan tiga lembar daun lontar yang terdiri dari satu lembar daun kering dan dua lembar daun basah. Untuk yang basah dipakai peserta untuk latihan terlebih dahulu, sedangkan yang kering digunakan ketika pelaksanaannya nanti.

“Setiap SD di Jepara mengirimkan dua perwakilan muridnya. Satu putra dan satu putri. Kemudian satu guru perempuan muda (Kartini Muda) berusia 30-an tahun. Total ada 1.700-an peserta,” jelasnya.

Pihaknya berharap dengan adanya kegiatan tersebut maka generasi muda akan tahu bahwa di Jawa terdapat banyak nasihat leluhur yang bisa diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari. Selain itu, literasi tentang aksara Jawa yang menjadi kebanggaan juga harus dilestarikan.

“Setiap peserta akan kami beri nasihat Jawa satu per satu dan tidak ada yang sama dengan peserta lainnya. Rencana hasilnya nanti akan kami simpan di ruangan khusus di Museum RA Kartini Jepara,” tuturnya. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Lingkarjateng.id)