Lompat ke konten

Cegah Stunting, DPRD Jepara Imbau Warga Terapkan Program KB

JEPARA, Lingkarjateng.id – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Jepara menggelar sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja yang dilaksanakan di Balai Desa Kalipucang Kulon, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara pada Rabu, 28 September 2022.

Dalam sosialisasi tersebut, Anggota DPRD Jepara dari Fraksi Partai Gerindra, Muzaidi mengungkapkan bahwa Keluarga Berencana (KB) bukan hanya sekedar mengatur jumlah anak. Melainkan, KB merupakan bagian dari menghasilkan anak-anak Indonesia yang bebas dari stunting.

“Ber-KB bukan hanya perkara mengatur jumlah anak tapi juga menghasilkan anak yang berkualitas,” ujar Muzaidi pada Rabu, 28 September 2022.

Muzaidi menyebut, angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebabnya yakni jarak antar kehamilan yang terlalu dekat. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sendiri, tambahnya, telah menyampaikan bahwa jarak kehamilan yang ideal adalah dua hingga tiga tahun. Jika kurang dari dua tahun, maka bisa berdampak buruh bagi kesehatan ibu dan anak.

SOSIALISASI: Plt Kepala DP3AP2KB Jepara Fahrudin (depan baju hijau) saat menyampaikan materi terkait kesehatan reproduksi bagi remaja. (Muslichul Basid/Lingkarjateng.id)

Anggota DPRD Jepara tersebut pun menjelaskan bahwa, untuk mencegah stunting, pemberian ASI eksklusif dinilai bisa menjadi solusi. Hal itu dikarenakan ASI eksklusif merupakan sumber makanan terbaik untuk bayi yang kaya akan nutrisi mikro dan makro yang dapat mengoptimalkan fungsi kognitif anak.

“Untuk itu, penting merencanakan kehamilan demi terhindar dari segala risiko akibat jarak kehamilan yang terlalu dekat. Sedangkan KB bertujuan untuk mengatur kehamilan pasangan usia subur, termasuk diantaranya adalah mengatur jarak kehamilan,” kata anggota DPRD Jepara dari Fraksi Partai Gerindra tersebut.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) DP3AP2KB Jepara, Fahrudin mengatakan, intervensi yang dilakukan KB dalam merencanakan kehamilan adalah dengan menggunakan kontrasepsi.

Ia pun menjelaskan, metode kontrasepsi yang efektif mencegah kehamilan adalah kontrasepsi modern dengan jenis yang beragam, mulai dari kondom, pil, suntik, IUD, hingga implan.

“Untuk memilih KB yang tepat, pasangan suami istri harus berkonsultasi kepada dokter kandungan agar kontrasepsi yang dipilih sesuai kebutuhan istri dan suami,” ujar Fahrudin.

“Dengan mengatur jarak kehamilan, pasangan suami istri berarti telah memberikan kesempatan bagi tubuh ibu untuk memulihkan diri pasca melahirkan, juga membuat tubuh ibu kembali sehat sambil memastikan kecukupan gizi anak. Ini mengapa ber-KB adalah kontribusi pasangan suami istri dalam menghasilkan generasi penerus Indonesia yang berkualitas,” tandasnya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)