Lompat ke konten

40 Karya Seni Dipamerkan di Jepara Environmental Art Biennale

JEPARA, Lingkarjateng.id – Puluhan lukisan dan patung seniman Jepara dipamerkan dalam acara Soft Opening Road to Jepara Environmental Art Biennale (JEAB) 2022 di Aula Pantai Bandengan Jepara, Sabtu (19/11) malam sampai dengan Kamis (24/11).

Pameran bertajuk “Ambah Pesisiran” menampilkan berbagai karya yang dipamerkan diantaranya, lukisan Srikandi di Perbatasan karya Tino Setyono (2022), Lomban Pesta Laut Raya karya Juni A. Wulandari (2022), Keramas Ludiro Keset Resmi karya Djatmiko Arie (2018), Kali Ombo Tempur karya Yusuf Dwiyono (2022), Nelayan Tua karya Alamsyah (2022), Nyekar karya Bambang Sugiyanto (2022), Pojok Sekembu Mulyoharjo karya Sumarno (2022), dan Jambal Roti karya Budi Karya (2022).

Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara Amin Ayahudi mengatakan, ini merupakan bentuk upaya pelestarian sekaligus membesarkan seni rupa di Jepara.

Amin berharap, kegiatan pameran ini menjadi cikal bakal pameran internasional yang diselenggarakan di Kota Ukir.

“Jepara punya potensi yang besar. Ini akan menjadi episentrum pameran nasional maupun internasional,” kata Amin.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jepara Kustam Erey Kristiawan menyampaikan bahwa sebagai kota maritim, Jepara telah mengalami krisis lingkungan.

“Ini menjadi sebuah event yang digelar seni rupa Jepara sebagai awal dari rumah bersama kesenian Jepara dengan memetakan seni rupa lewat isu keresahan lingkungan di Jepara, seperti pesisir, kepulauan, dan masih banyak lagi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kustam mengajak masyarakat agar memperhatikan kembali ekosistem maupun kebudayaan di Jepara. Dalam pameran tersebut, lanjutnya, setidaknya ada 40 karya yang dipamerkan, baik karya patung maupun kriya lainnya.

“Seniman yang terlibat adalah para seniman yang saat ini tinggal di Jepara juga seniman asli Jepara yang saat ini tinggal di luar kota,” imbuhnya.

Sedangkan pada kesempatan yang sama, salah satu kurator Nano Warsono menyebut, gerakan JEAB ini merupakan suatu hal penting supaya lebih memfokuskan kepada alam maupun potensi lingkungan.

Nano juga mengingatkan masyarakat agar sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Ia menilai, kegiatan ini merupakan langkah strategis sebagai solusi alternatif di jalan seni.

“Seni tidak bisa terpisahkan dari berbagai aspek, termasuk misi menjaga lingkungan,” tandasnya.(Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)